Pages

Gowes ke Parangtritis - Parangkusumo - Depok

December 20, 2010


Hari ini, 19 Desember 2010 aku kembali bersepeda, setelah "bersemedi" cukup lama. Kali ini tujuan utama adalah Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Diajak oleh seorang sesepuh, Mas Wijna, bersama Mas Radit, kebetulan pula keduanya adalah [mantan] mahasiswa matematika UGM angkatan 2004. Cuman bertiga, mengingat banyak teman-teman sepeda memilih jalur utara, Pakem, Kaliurang dan sekitarnya.

Aku sendiri memulai perjalanan dari kost sekitar pukul 05.30, menuju rumah kediaman mas Wijna. Tidak lupa berhenti dulu ke Alfamart untuk beli air minum. Tiba di rumah mas Wijna, beberapa menit kemudian datanglah mas Radit. Sebenarnya mas Radit ini jarang aku lihat semasa dia masih kuliah S-1 nya. Tapi, berhubung saya dan teman saya, Yacob, punya proyek bersama Mas Radit, jadi semuanya sudah saling akrab.

Menyusuri jalan Malioboro, perempatan Gondomanan ke selatan, sampai akhirnya menuju Jalan Parangtritis. Tidak sulit menemui pantai ini, karena ya hanya tinggal menyusuri jalan ini. Mendung tidak menghalangi kami bertiga untuk mengayuh sepeda. Ya, karena yang bisa menghalangi kami hanyalah hujan. Haha..tepat di km 7,7 kami istirahat sebentar melihat gerimis dengan intesitas tinggi. Lima menit, ternyata hujannya reda, kami pun melanjutkan perjalanan. Tidak lebih dari 1 km, ternyata hujannya mulai jatuh lagi. Tidak jauh dari Pasar Gabusan, kami beristirahat lagi. Sekitar 15 menit kami beristirahat, perjalanan pun dilanjutkan kembali.

Seperti biasa, karena hujan, jalanan pun basah. Akibatnya punggung penuh cipratan air, mengingat saya tidak pasang slebor belakang. Saya jadi teringat bagaimana dulu ketika ke Kebumen, baju saya penuh cipratan air. Untungnya kalau sekarang, ada tas yang melindungi baju saya. Sepertinya memang ada yang beda dengan roda sepeda saya ini. Rasanya cipratannya terlalu naik, bahkan bisa mencapai ke kepala.

Malah nglantur...

Mengingat ini perjalanan panjang setelah cukup lama bersemedi, setiap melihat tanjakan pasti saya merasakan was-was, takut nantinya ndak kuat. Ternyata, anggapan saya salah. Saya masih kuat. Walaupun setelahnya, senut-senut dibagian paha terasa menyengat. Hadow....

Akhirnya, melewati pembayaran tiket masuk sambil siul-siul alias nyelonong, sekitar 1 km, kami berbelok ke kiri, dan tibalah kami di pantai Parangkusumo. Nyampe sana, wew...rame juga ya? Ya iyalah, namanya juga hari minggu. Itupun disertai hujan, coba kalau tidak? Bisa dibayangkan seberapa ramenya. Ada yang pacaran, main air dan sebagainya. Tetapi, kok tidak ada yang mandi ya? halagh, pikiranmu....

Terang saja tidak ada yang mandi, jelas-jelas ada papang larangan "TIDAK BOLEH MANDI". Tanpa ada papan itupun, sepertinya memang saya pun ngga mandi, ombaknya segede gitu pula. Menyusuri jalan paving blok kami bertiga rencananya ke Parangtritis. Eh, ternyata paving bloknya tidak sampai ujung. Mengingat kami hanya berbekal sepeda, kami urungkan niat kami. Akhirnya, diputuskan menyusuri jalan paving blok ini, yang katanya sampai ke pantai Depok. Sebelum sampai Depok, tak lupa kami mengabadikan kenangan di tempat itu, sebagai bukti bahwa kami telah menaklukkan Parangtritis dengan sepeda kami.

Ternyata tidak cuman teman pacaran, kawasan pantai ini pun banyak digunakan sebagai ajang ospek atau bahasa lembutnya, malam keakraban, ada juga orang berpakaian polisi mondar-mandir dengan mobilnya R 401 T [a.k.a RADIT], tapi bukan mobilnya Mas Radit yang saya ajak lho. Sampai di Depok, ternyata ada landasan pacu, yang katanya Mas Wijna, itu landasan pacu Alien. Tampaknya, landasan itu malah lebih bagus buat orang latihan mengendarai mobil. Ckckck...

Di depok, kami malah kehujanan lagi. Alhasil, kami berteduh lagi. Mengingat disana juga daerah pasar, kami pun mencari jajanan sekedar untuk mengganjal perut kami. Keripik udang, dan keripik ikan asin, entahlah namanya. Harganya Rp. 5000,00 sudah dapat banyak. Ah, yang penting kenyang, walaupun sudah cukup membuat rahang saya sakit.

Hujan mulai reda, walaupun masih gerimis, kami pun melanjutkan perjalanan, pulang ke Jogja. Memang apes, belum juga 1 km, hujan deres lagi. Welah...kami pun dipaksa meminggirkan kembali sepeda kami. Untungnya tidak terlalu lama, sekitar 15 menit kami lanjut lagi.

Perjalanan pulang, kami sempat mampir ke warung makan dulu, entah apa nama warungnya, saya juga lupa. Saya sendiri pesan gado-gado, dengan minum es teh. Lumayan, ini baru kenyang namanya. :-) Perjalanan pun berlanjut, sampai di perempatan stasiun tugu, kami berpisah menuju rumah masing-masing. Saya sendiri baru sampai rumah sekitar pukul 13.45 WIB. Capek... Mandi trus tidur...

Minggu depan kemana lagi ya?

0 comments:

Post a Comment